Jae In lalu curhat
"Apa bedanya kita ini dengan mereka?!", ujar Jae In sedih
Jae In sekarang merasa sadar bahwa dia diberi baju oleh mereka itu hanya bagi olok-olokan mereka saja.
"Bagi mereka aku seperti dari dunia berbeda, bagi mereka aku ini hanya orang yang rendah", tutur Jae In berkaca-kaca.
Mendengar keluhan itu membuat Gun Wook bertambah iba padanya. Matanya berkaca-kaca karena empati pada Jae In. Gun Wook rela menyediakan diri sebagai tempat Jae In melampiaskan marahnya.
"Anggaplah aku ini Hong Tae Sung seperti pertama kali kita bertemu. Marahlah padaku. Ayo cobalah!"
Jae In lalu mencoba saran Gun Wook untuk menumpahkan semua kekesalannya karena masalah topeng itu. Lama kelamaan Jae In menangis. Gun Wook bertambah tak tega, rasaya sayang dan empatinya membuatt air matanya ikut mengalir di pipinya.
Dia mengusap rambut dan pipi Jae In, memegang pipinya dan memandangnya penuh rasa sayang. Gun Wook yang menyayangi Jae In tak bisa menahan diri untuk tidak menciumnya.
Gun Wook mengecup bibir Jae Indengan lembut dan penuh perasaan, semua terjadi dengan spontan begitu saja..
Hong Tae Sung sedang mengemudikan mobilnya, dia seperti melihat dua sosok orang yang dikenalkan. Dia lalu memundurkan mobilnya. Dan menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri Gun Wook, asisten pribadinya itu mengecup bibir Jae In, wanita yang ingin dikejarnya.
Setelah beberapa detik Gun Wook akhirnya sadar. Dia melepaskan ciumannya, lalu memegang bahu Jae In, dan merasa tidak enak karena lancang pada Jae In.
Jae In yang sekilas sempat tak melawan tak suka dengan tindakan Gun Wook. Dia menyindir Gun Wook.
"Kamu suka padaku ya?!", sindir Jae In
sikap Jae In sudah jelas dan tegas dia tidak mau didekati oleh Gun Wook. Jae In menyindirnya pula bahwa bagaimanapun Gun Wook itu secara resmi berkencan dengan Mone. Jae In lalu beranjak pergi dari situ meninggalkan Gun Wook. Hong tae Sung pada saat yang sama pun pergi dengan hati yang panas.
Jae In masih berjalan tak tentu arah. Dia pun akhirnya singgah di warung soju pinggir jalan. Dan minum sendirian.
Di meja lain di belakangnya, Gun Wook diam-diam masih mengawasi Jae In. Gun Wook terus mengikuti Jae In pergi. Jae In yang tengah mabuk tak sengaja melempar kaleng bekas dan mengenai 2 orang yang sedang berkencan di taman. Si lelaki marah dan hendak menyantroni Jae In. Tapi Gun Wook secara sigap menghadang laki-laki itu (my hero ini ko baik banget sama Jae In ...).
Tae Sung akhirnya menghentikan lagi mobilnya. Dia masih kesal membayangkan apa yang dia lihat barusan. Dia keluar dari mobilnya dan berusaha melampiaskan kekesalannya. Dia lalu menghubungi Gun Wook. Eh Gun Wook malah tak menjawab panggilannya. Tae Sung makin kesal.
Gun Wook yang sempat kehilangan jejak Jae In karena menghadang seorang lelaki, akhirnya melihat Jae In sedang duduk di tangga dekat rumahnya dan tertidur sambil duduk dan kembali merasa iba. Gun Wook langsung menghampiri Jae In dan perlahan meletakkan kepala Jae In di bahunya dan membiarkan Jae In tertidur bersandar padanya (bikin cemburuuuuuu).
Tak hanya itu saja, Gun Wook ternyata terus menerus membiarkan Jae in bersadar padanya semalaman sampai fajar pun tiba.
Gun Wook lalu mengambil Hp di tas Jae In dan menset alarmnya beberapa menit lagi. Dia juga mengambil sapu tangan Jae In, lalu secara perlahan melepaskan kepala Jae In dari bahunya. Dia lalu membaringkan kepalanya Jae In ke tembok yang terlebih dahulu dia tahan dengan saputangan dengan lembut dan sayang.
Gun Wook dengan berat hati lalu pergi dari situ (duh OSTnya melow banget)
Alarm Hp Jae In berbunyi, Jae In terbangun dan kaget dia tertidur di sana. Dia buru-buru pulang ke rumah tanpa tahu apa yang terjadi semalam. Gun Wook ternyata masih tak jauh dari sana, bersembunyi mengawasi Jae In (kasian banget Oppa sama aku dan RF aja lah)
Dia hanya bisa memperhatikan Jae In diam-diam.
Sesampai di rumah, Gun Wook mengambil foto saat dia bersama Jae In di taman dulu.
Dia memandang foto itu menciumnya dan menaruhnya di dadanya lalu tertidur di atas sofa. (sepertinya dia berusaha mengenang untuk Jae In terakhir kalinya).
Shim Gun Wook kembali menghubungi Mone. Dia lalu menunggu di depan rumah keluarga Hong. Mone gembira melihat Oppa-nya dan langsung memeluknya.
"Oppa aku sangat merindukanmu"
Gun Wook hanya membelai rambut Mone tanpa perasaan.
Shim Gun Wook sendiri tidak pernah terlihat gembira bersama Mone (seperti cuma formalitas).
Mereka berdua kemudian minum bersama di sebuah cafe.
"Oppa mengapa begitu sampai di sini tak meneleponku?"
"Aku sibuk mengurus ini itu", jawabnya berdalih.
"Kakak dan ibuku ak menyangka Kakak akan secepat ini membawa Kak Tae Sung kembali", Mone tersenyum nakal.
Daripada mendengarkan Mone, Gun Wook malah tertarik untuk memperhatikan sebuah lukisan dua orang yang berada di tengah padang rumput yang luas(padahal Mone cantik gitu malah liat lukisan hehe).
Gun Wook merasa aneh melihat gambar itu. Orang-orang itu mempunyai perasaan marah, suka atau tidak suka rasanya semuanya akan sia-sia (kok seperti menggambarkan diri gun wook sendiri)
"Kalau aku dalam keadaan suka atau tidak suka selama aku memilikimu aku akan merasa bahagia", ungkap Mone polos
Di apartemennya Hong Taera mencoba berbicara dengan suaminya perihal info perusahaan mertuanya dan mengenai mertuanya yang meinjam uang pada ayahnya.
"Kau tenang saja bisnis ayahku berjalan lancar, hanya akan memperluas usaha", katanya menutupi
"Sebentar juga ayahku akan mengembalikannya", tambah suaminya.
"Tapi biasanya ayahmu tidak pernah mengembalikan uang yang dipinjam dari ayahku", kata Taera.
Suaminya tersinggung dan pergi.
Pagi-pagi Gun Wook sudah siap di depan mobil menjemput Hong Tae Sung dari apartemennya. Begitu melihat Gun Wook, Hong Tae Sung langsung lari menerjang Gun Wook,mendesaknya ke mobil dan mencengkram bajunya.
"Ngapain kamu semalam dan mengapa tak menjawab teleponku! Apa hubunganmu dengan Moon Jae In!", seru Tae Sung marah
Namun ternyata itu cuma ada dalam bayangan Hong Tae Sung, Hong Tae Sung sepertinya berniat membiarkan hal itu sementara waktu. Gun Wook lalu mengantar Hong Tae Sung yang mulai berkantor di grup Haeshin.
Moon Jae In di Dindin Gallery kembali menghadap Ny. Shim, dia menyerahkan undangan pembukaan Gallery. Beresama itu ia meminta maaf atas kejadian kemaren yang membuat Ny. Shim kecewa kepadanya.
Gun Wook seetlah mengantar Hong Tae Sung, dia memarkirkan mobilnya di Dindin Gallery. Jae In agak ragu menemui Gun Wook setelah kejadian kemaren malam. Namun bagaimanapun dia ingin mina tolong pada Gun Wook unruk bersedia menolongnya mengantar Ny. Shim ke acara sosial. Sebelum pergi detektif Kwak mendatangi DinDIn Gallery untuk mencari petunjuk dari Ny. Shim. Detektif mengeluarkan sketsa Hong Tae Sung/Gun Wook kecil. Ny. Shim sempat kaget melihatnya tapi dia beralasan sibuk.
Hari ini Ny. Shim mau menghadiri acara sosial. Dia lalu menuju mobil dan tidak menyangka bahwa Shim gun Wook lah yang mengantarnya ke sana. Gun Wook yang tahu Ny. Shim jengkel padanya malah sengaja mengerjai ny. Shim. Dia dengan cuek mengunyah permen karet dengan tidak sopan dan bahkan mengerem mobil mendadak.
Sesampai di sana, Gun Wook masih mengerjai Ny. Shim dengan beberapa lama tak membukakan pintu. Ny,Shim mengetuk-ngetuk jendela dengan kesal (madam jutek itu mah kerjain aja lah wkwkwkwk)
Ternyata Taera juga tengah berada di acara yang sama. Dia sempat melihat Gun Wook dan hatinya merasa berdebar.
Ny Shim lalu menyuruh Gun Wook pergi, tapi pada saat yang sama koleganya menyapa Ny. Shim dan menyangka dia datang dengan putri dan putranya. Mereka mengira GunWook adalah Hong Tae Sung. Ny. Shim berusaha menyangkal, tetapi Gun Wook maju menghampiri dan mengucapkan salam kepada mereka.
Ibu-ibu terkesima atas kesopanan dan ketampanannya.
Gun Wook lalu beranjak pergi. Saat yang sama ada bus datang dan keluarlah dua anak tuna rungu yang bertanya tanya pada Ny. Shim. Ny. Shim kebingungan. Gun Wook melihat mereka dan maju menghampiri. Gun Wook menerjemahkan bahasa mereka pada Taera. Bahwa mereka sebenarnya ingin ke toilet.
GUn Wook lalu berkata pada mereka dengan bahasa isyarat dengan ramah (duh berunungnya anak2 itu dapet senyum manis Oppa..Oppa emang cinta anak-anak)
Taera terkesan melihatnya
"Kamu bisa bahasa isyarat?", tanya Tea ra
"Iya sedikit"
"Dari mana kamu belajar?"
"Sudah lama, dari ayahku", jawab Gun Wook (ayahnya yang di desa tunarungu)
Gun Wook lalu beranjak pergi, dia juga tak lupa menatap Taera penuh arti, Tae ra diam-diam memandanginya pergi
(sepertinya ada wanita yang jatuh cinta nih hehe)
Detektif Kwak juga mendatangi kantor Hong Tae Sung, dia menemui Hong Tae Sung ke ruangannya. Tae Sung lalu berkata bahwa Tae Sung yang tertukar itu berasal dari desa Mirang.
Pada saat yang sama setelah mengantar keluarga Hong. Gun Wook pergi ke desa tempat kecilnya dulu.
Hong Tae Sung mendapat laporan dari Gun Wook bahwa Tae Sung yang tertukar itu tinggal di desa Mirang. Gun Wook berbohong mengetahui informasi itu dari asisten Tn. Hong (ya dia tau sendiri asal desanya sendiri). Saat Detektif Kwak mengunjungi Tae Sung di kantor grup Hae shin, Tae Sung berkata bahwa anak tertukar itu berasal dari desa Mirang. Mereka berdua akan pergi ke sana. Namun tiba-tiba Tn Hong memanggil Tae Sung, sehinga Tae Sung tidak jadi ikut dengan detektif Kwak.
Pada saat yang sama Hong Tae Sung yang tertukar aka Shim Gun Wook sudah tiba di desa Mirang untuk mengenang masa lalunya. Dia melalu jalan setapak yang dulu biasa dia lewati dan terkenang masa indah bersama ke dua orang tuanya.
Sampai di depan rumahnya, masih terbayang jelas di pelupuk matanya saat dia kecil bersama ayahnya. Mereka membicarakan warna yang tepat untuk mencat kandang anjing kesayangannya. Lalu terbayang jelas ibunya datang dan menawarkannya ubi rebus. Ayahnya melambaikan tangan ke arahnya memanggilnya. Gun Wook dengan mata berkaca-kaca hanya bisa mengucapkan
"Ayah...Aku... merindukanmu|" secara perlahan dengan bahasa isyarat. Tak terasa air matanya pun mengalir di pipinya
(Paling suka lihat acting kim nam gil lagi, Appa pinter berakting tanpa kata)
Lalu semua bayangan itu menghilang, dan dia melihat kenyataan sebenarnya bahwa rumah itu telah kosong dan berantakan karena lama tak terurus, Gun Wook tiba-tiba merasa sedih dan hampa.
Dia berjalan di halaman, melihat sekeliling rumah yang tak terurus lagi dengan perih. Lalu tak sengaja menendang sesuatu. Dia mengambilnya dan ingat betul itu sandal biru milik ibunya. Gun Wook memegang sendal itu dengan penuh perasaan, dia beruraian air mata mengingat ibunya
GUn Wook terduduk di pelataran rumahnya. Seorang bapak datang ke tempat itu. Gun Wook bertanya bagaimana ia hendak membeli rumah itu. Bapak itu berkata bahwa rumah itu memang sudah tidak ada pemiliknya sejak pemiliknya meninggal.
"Mereka dimakamkan di belakang". Gun Wook tercekat mendengar kata makam. "Anak laki-laki satu-satunya pun selama 20 tahun ini tak pernah datang berziarah".
Gun Wook pilu mendengarnya.
(tadinya aku pikir Gun Wook sudah tahu tentang orang tuanya ini sehingga dia jadi dendam banget sama keluarga Hong. Kalau awalnya alasan Balas dendam hanya karena ditelantarkan kel. Hong rasanya kurang kuat dan kurang bijaksana, toh akhirnya dia hidup lumayan dan berpendidikan tinggi di US)
Ny. Shim memanggil asisten pribadi Tn . Hong dia bertanya karena mengira/ pernah dilaporkan anak tertukar itu sudah mati. Asisten itu berkata bahwa ternyata registrasi kematian anak itupun kurang lengkap. Ny. Shim heran megapa polisi menyelidiki hal ini. (hal misterius lainnya ternyata Ny. Shim mengira anak itu mati, siapa yang menutupi atau mungkin melindungi Gun Wook kecil ya, sampai catatan2 di sekolah dan panti juga lenyap)
Hong Tae Sung habis dimarahi ayahnya soal pekerjaan, karena dia tidak tau apa-apa ada kehilangan di tempat proyek kontruksi, divisi yang menjadi tanggung jawabnya. Setelah keluar dari ruang ayahnya dia bertanya pada asisten ayahnya.
"Kamu memberitahu Gun Wook anak itu (tae sung tertukar) asalnya dari Mirang ya?"
Asisten itu merasa dia tak memberikan info apa-apa.
Lalu ibunya datang dan mendengar Tae Sung mencari tau tentang anak itu dan heran.
Tae Sung lalu bertanya tentang anak itu pada ibunya.
"Apa kau tahu tentang anak yang pernah memanggilmu "ibu" itu?", tanya Tae Sung
"Aku tak ingat." Sepertinya Ny. Shim dan keluarganya berusaha menutupi kejadian itu (apa mungkin tertukar itu aib??)
Tae Sung tersenyum sinis. "Jangan-jangan kau juga nanti akan melupakanku!"
Shim Gun Wook pergi ke makam orang tuanya dengan membawa sebotol soju. Bagitu melihat nisan langkahnya mulai gontai.
Begitu mendekat diatas makamnya ada bekas rangkaian bunga dari seorang pelayat yang tidak tahu siapa. Hati Gun wook mulai goncang. Dia menyiram makam orang tuanya dengan soju, dan tak kuasa menahan kesedihannya.
Keadaan yang kontradiktif terbayang/ditampilkan pada saat yang sama. Gaya hidup kel. Hong yang hidup senang dan suka menghamburkan uang. Tae Sung yang tidak puas dengan steaknya, Mone yang asyik berbelanja ke butik , Taera yang pergi ke spa. Kepedihan ini membawa Gun Wook untuk semakin menetapkan hatinya untuk balas dendam apapun resiko bagi dirinya. Dia berniat mengambil jalan kemurkaan (devil path). Dia merasa bahwa keluarga Hong lah yang menyebabkan kemalangan ini menimpa dia dan orang tuanya (gara2 kel Hong dia berpisah dengan ortunya, salah, diusir terlantar pula).
Tapi dia tetap ak bisa menahan kesedihannya, dia lalu menunduk dan menangis sesegukan.
Setelah tenang Gun Wook pulang. Detektif Kwak dan Lee yang baru sampai di sana. Detektif Kwak sempat mengenali mobil yang barusan lewat dikendarai oleh Shim Gun Wook.
Jae In datang ke ruangan Tae Sung dengan membawa undangan. Dia melihat di meja sudah tertulis "Direktur Hong Tae Sung" sepertinya otak matere Jae In langsung on lagi (yang satu ini bad girl hehe). Tae SUng datang, dengan pura-pura masih ngambek dia menyerahkan undangan pembukaan Dindin Gallery pada Tae Sung (gallery ibunya sendiri jg pake undangan ya hehe).
Jae In lalu pergi dengan ngambek, pancingannya berhasil, Tae Sung pergi mengikutinya dan ingin merayunya agar tidak marah (prof. bad girl ga beda deh ama Gun Wook yang bad guy hihi)
|"Lalu aku harus bagaimana, merekatkan topeng itu kembali?! Atau meminta prof. Ryu membuatkannya lagi untukmu?", tae sung kehilangan akal
"Enak ya kamu orang kaya bisa melakukan apa yang kamu inginkan termasuk melampiaskan kemarahan. Sedangkan aku harus bisa menahan semuanya", kata Jae In mengungkapkan isi hatinya.
Jae In lalu buru-buru pergi naik bis. Tae Sung mengejar bis Jae In dengan mobilnya. Jae In sedikit tersenyum (merasa pancingannya berhasil kali ya hehe). Tae Sung menyusul bis dari sebelah kiri dan menghentikan mobilnya di depan bis, lalu masuk ke dalam bis. Namun tae sung tidak punya uang kecil, terpaksa Jae In maju menggesek kartu bisnya untuk membayar ongkos Tae Sung. (adegan model gini banyak ya..). Tae Sung duduk di samping Jae In.
Dia mulai merayu dan berkata dia lapar ingin makan bersama. Jae In mencoba cuek. Tae Sung malah berteriak keras di dalam bis. Jae In tersenyum. Tae Sung senang bisa memancing Jae In tersenyum (ini sebenernya siapa mancing siapa hihi)
Mereka lalu pergi ke sebuah cafe untuk makan pasta. Jae In ijin pergi ke belakang. Saat Jae In tidak di tempat Tae Sung bertemu dengan ibunya. Ibunya menyindirnya yang pasti sedang iseng mengencani wanita.
"Asal jangan kau bawa lagi wanita ke rumah!", sindir ibunya (terakhir bawa Sun Young ke rumah)
"Mengapa kau tidak tanya padaku, apa aku sudah makan, atau banyak2 lah makan?!"sindir Tae Sung atau mungkin sedikit berharap.
"Minta saja pacarmu itu yang mengatakannya padamu!", jawab ibunya sambil pergi..ibu tiri atau apa sih ketus banget.
Jae In sempat mendengarkan pembicaraan mereka, dia agak kasihan pada Tae Sung
Setelah Ny. Shim, Jae In kembali ke tempat Tae Sung seolah-olah tak melihat dan mendengar apa-apa. Jae In tiba-tiba merasa iba pada Tae Sung dan menjadi lembut padanya.
Tae Sung lalu bertanya hubungan Jae In dengan Gun Wook
"Hanya teman", jawab Jae In singkat
"Berarti tidak ada hubungan spesial?"
"Dia agak membosankan" tutur Jae In
Tae Sung tersenyum lega.
Tekad Gun Wook untuk membalas dendam semakin bulat. Dia juga barusan mendapat informasi bahwa saham Taera di departemen store dan konstruksi grup haeshin paling tinggi. Gun Wook langsung membayangkan Taera dan menetapkan sasarannya pada Taera.
Gun Wook ditugasi Tae Sung di konstruksi untuk menyelidiki kasus kehilangan material. Dia memulai misi spy nya dan menyamar sebagai pekerja kontruksi (pekerja konstruksi paling keren hehe). Suatu siang dia mencurigai seseorang dan membuntutinya. Dia lalu menguping pembicaraan orang tersebut.
Suatu hari Gun Wook diajak Mone kencan makan bersama. Mone juga ternyata mengundang kakaknya, Taera. Mone punya rencana sendiri untuk membawa Gun Wook diakui di keluarganya.
Gun Wook datang menemui Mone di restoran, dia duduk di depan Mone. Tak lama kemudian Taera datang. Taera kaget Gun Wook juga di sana dia terlihat tegang(makin deg-degan lah itu Taera...akting tanpa kata-kata lainnya nih). Gun Wook juga sama-sama tak menyangka tapi buat Gun Wook justru kebetulan ya. Taera menegur Mone. Mone berkata dia sengaja mengundang kakaknya agar bisa bicara bertiga di sana.
Gun Wook langsung berdiri, menarik kursi untuk Taera (beneran gentleman) lalu duduk di sebelah Mone.
Gun Wook sesekali memandang Taera secara menggoda tapi sambil menunjukkan kemesaraannya bersama Mone.
Taera kesal dibuatnya. Mone lalu berkata ingin kakaknya yang semakin kuat posisinya di Grup Hashin membujuk ayah mereka agar Gun Wook diberi posisi yang lebih bagus.
Taera langsung curiga Gun Wook yang memperngaruhi Mone. Mone menyangkalnya.
"Jabatan Gun Wook Oppa katanya asisten tapi dia sehari-hari cuma jadi supir Kak Tae Sung.
. Kakak Ipar (suami Taera maksudnya) saja sering ditolong ayah. Padahal Gun Wook Oppa tak beda jauh dari Kakak ipar khan, Oppa MBA dari US. Toh aku juga nanti akan menikah Gun Wook Oppa", bujuk Mone (Gun Wook walau kaget sih seneng aja atau mungkin udah nyangka Mone pasti berbuat begini).
"Ayah khan cuma mengijinkan kalian bertemu bukan menikah!", kata Taera pada MOne.
"Memang kamu berniat menikahi Mone?" tanya Taera pada Gun Wook
"Tidak, Mone masih muda". Sekaligus seperti sinyal pada Taera bahwa dia lebih memilih Taera yang lebih tua.
Gun Wook memanas-manasi Taera dengan memegang punggung tangan Mone dengan lembut.
Namun Mone menangkapnya bahwa kali ini mereka belum merencanakan menikah tapi nanti. (poor Mone). Gun Wook sesekali memandang Taera penuh arti. (wuah Gun Wook ama Taera emang OK banget bahasa kalbunya ke duanya emang berakting bagus). Taera agak grogi tapi dia mencoba tak terpengaruh.
Mone permisi ke belakang. Kesempaan ini dipakai Taera untuk mendesak Gun Wook.
"kau berhasil mengambil hati Mone, lalu mendapat kepercayaan dari Tae Sung, lalu siapa berikutnya itu aku?! Kau berusaha mendekati semua orang apa Kau butuh uang?!"
"Tidak. Walau tidak berlimpah, aku sudah punya cukup uang untuk hidup", kata Gun Wook tetap tenang dengan pandangan yang menggoda.
Taera merasa anggota keluarganya sudah tak sadar terkena jeratan Gun Wook.
"Aku tidak akan mendekat (ke jeratanmu)", Taera berusaha tegas walau sebenarnya hatinya telah terjerat.
"Bagaimana kalau aku yang mendekat", balik Gun Wook berani.
Taera kesal juga tak kuat lagi berhadapan dengan Gun Wook. Saat itu di luar hujan deras. Taera segera pergi ke luar restoran. Mone yang baru datang heran kakaknya tiba-tiba pergi. Gun Wook permisi pada Mone untuk menanyakannya pada Taera (sekali mendayung dua cewe didapat)
Taera tak sabar menunggu supirnya dan nekad menorobos hujan ke gerbang restoran. Gun Wook datang membukakan payung untuk Taera. Namun Taera menolak.
"Minggir kataku!"
"Aku akan di sini sampai supirmu datang", kata Gun Wook sambil memayungi Taera yang kehujanan.
Taera menghindari Gun Wook, dia tak melihat ada mobil yang lewat. Gun Wook sigap memeluk dan melindungi Taera dengan badannya.
Mereka sejenak terdiam. Posisi mereka tampak begitu dekat dan manis. Gun Wook memegang rambut Taera yang basah dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga (mauuuuu....)
"Tuh Kau jadi basah"
Taera berusaha menolak Gun Wook
"Apa kau takut?" Gun Wook menangkap sinyal Taera takut akan kedekatan mereka berdua.
"Jangan sampai kau sakit karena kehujanan", tambah Gun Wook
Adegannya tampak begitu manis dan bikin ngiri, terlepas dari apakah ini hanya sebagai cara untuk Gun Wook membalas dendam.
Tak lama kemudian supir yang menjemput Taera datang. Taera buru-buru melepaskan tangannya yang tak sadar ada di bahu Gun Wook dan bergegas masuk ke dalam mobilnya.
Gun Wook memandang Taera yang pergi dari hadapannya.
Best No Deposit Bonus Codes in India - Herzamanindir.com
BalasHapus5 steps1.Visit the official website of No Deposit India.
Benefits of using a no deposit bonus.
Benefits of using a no 바카라 deposit bonus.
Benefits https://deccasino.com/review/merit-casino/ of 바카라사이트 using a no deposit bonus.
Online Sincere 1xbet app Accessory domain www.online-bookmakers.info