Sabtu, 24 Juli 2010

BAD GUY : Episode 11

Moon Jae In melihat Gun Wook tertidur di koridor kantor. Dia menghampiri dan memandanginya. Jae In menggerak-gerakkkan tangannya di depan muka Gun Wook
"Kamu tidur ya?"
Saat Jae In akan pergi, Gun Wook ternyata masih terbangun, Dia menahan tangan Jae In dan memintanya duduk. Gun Wook lelah dan berharap bisa tidur di bahu Jae In.
"Bagaimana kalau ada orang yang melihat?"
"Tenanglah Hong Tae Sung tidak ada"
"Memang menurutmu ini karena Hong Tae Sung?", kata Jae In tidak enak
Jae In sebenarnya sedang bekerja tapi Gun Wook sepertinya benar tertidur dia membiarkan Gun Wook tidur sejenak di sana.
Tak lama kemudian HP Jae In berbunyi, Jae In menjawabnya dengan perlahan agar tak membangunkan Gun Wook (suka liat Oppa merem gini..met bobo ya Oppa). Jae In harus kembali bekarja. Dia lalu mengangkat kepala Gun Wook perlahan-lahan dan menyandarkannya ke tembok (di bad guy kenapa suka ada adegan-adegan mirip kebalikan ya)

Detektif Lee dan Kwak kembali ke kantor Hae Shin group. Sebelumnya mereka yakin bahwa Hong Tae Sung tertukar masih hidup, dan Sun Yong lah yang mengetahui dia bernama tae sung. Namun mereka sempat heran karena ny. Shim mengira anak itu meninggal. Mereka sekarang berusaha mencari orang dengan bekas luka itu sesuai petunjuk Jae In. Detektif muda Lee mengira mereka akan menemui Hong Tae Sung, ternyata Detektif Kwak ingin mencari Shim Gun Wook, karena dia mulai curiga.

Gun Wook sudah bangun, dia baru saja berjalan menuju ruangannya. Namun tiba-tiba detektif Kwak memanggilnya.
"Apa betul waktu kamu ke desa Mirang?"
"Benar tapi karena tidak ada sesuatu yang berarti jadi aku tidak laporkan", kata Gun Wook tersenyum sopan.
Detektif mulai menyerang dengan pertanyaan, "Tanggal 7 Maret saat ada pertandingan bola Jepang lawan Korea, Anda berada di mana?"
Pada saat yang sama Jae In lewat tempat itu. Dia melihat Gun Wook dan Detektif sedang berbicara. Dia penasaran dan mengamati diam-diam.
Gun Wook terlihat kaget juga kesal.
"Saya ada di klub bersama teman-teman saya", kilah Gun Wook. Gun Wook lalu bercerita dia bergabung di action school menjadi stuntman.
"Kalau begitu Anda pasti punya banyak bekas luka di tubuh Anda ya?!", serang detektif.
Gun Wook terlihat geram mendengar pertanyaan itu.
"Tidak", jawab Gun Wook

Kepada Juniornya Detektif Lee, detektif Kwak menjelaskan, bahwa saksi yg melihat Sun Yong bertengkar dengan seseorang bernama Tae Sung, sempat melihat Gun Wook waktu ke kantor polisi bersama Tae Sung. Menurut saksi, punggung orang itu mirip Gun Wook.


Hong Tae Sung hari ini terlihat bahagia, Jae In sudah berjanji menemuinya jam 6 nanti. Tapi dia rupanya tak sabar dan pergi ke dindin Gallery. Jae In kembali ke Gallery, dia masih mencoba mencerna pembicaraan Gun Wook dengan Detektif Kwak. Tiba-tiba sapaan Hong Tae Sung membuyarkan pikirannya. Jae In tak menyangka Tae Sung datang ke Gallery.

"Aku jug aingin menikmati lukisan", katanya beralasan
Dia lalu menanyakan tentang lukisan yang ada di sana. Mereka memandang lukisan itu berdua. Jae In lalu bercerita bahwa dulu dia sempat suka melukis namun kemudian berhenti.
"Suatu ketika saat akumelihat sebuah lukisan dari jendela sebuah Gallery aku baru ingat bahwa aku pernah merasa nyaman karena lukisan"
Tae Sung menggenggam tangan Jae In dengan bahagia.

Mone mendatangi apartemen kakaknya Taera. Dia menanyakan hal mengejutkan pada Taera
"Ada apa antara Unnie dan Oppa. Apa maksudnya suatu kesalahan apa maksudnya hal yang memalukan itu?!"
Taera terkejut. Mone dengan marah berkata dia mendengarkan pembicaraan Gun Wook Oppa dan kakaknya itu di ruangan Hong Tae Sung.

Gun Wook tiba di meja kerjanya. Dia kesal dan pusing mendengar pertanyaan detektif tadi. Hal ini sepertinya benar-benar di luar dugaannya.
Gun Wook mengadakan janji makan siang dengan Kang Yung Chul manajer investasi yang sedang diincarnya. Kang Yun g Chul ini dia ketahui bekerja dengan Hong Tae Gyun.
Gun Wook secara implisit memberitahukan bahwa temannya pernah mengalami kerugian bear karena percaya kepada seseorang yang mempunya perusahaan tertentu. Perusahaan itu milik Tae Gyon. Gun Wook berusaha mencerai beraikan dua orang itu. Tn. kang permisi karena dia ada janji dgan seseorang.

Kang Yung Chul ternyata berjanji bertemu Tae Gyun secara rahasia. Tae Gyon meyakinkan seniornya bahwa mereka akan baik-baik saja. Namun Yung Chul rupanya sudah termakan ucapan Gun Wook dan jadi ragu terhadap Tae Gyon.

Hong Tae Gyon di panggil oleh Tn. Hong. Sebelum masuk ruangan, Tae Gyon bertemu asisten ayahnya. Dia meminta kasus ini jangan sampai heboh di media. Namun asisten itu curiga ada seseorang yang memang berniat berniat menyebarkan isu itu.
"Apa Anda punya musuh?"
Tae Gyon sendiri bingung tak mengira dia punya musuh.

Tn. Hong marah. Dia tahu anaknya memakai urang dari cabang US untuk membeli saham dan ikut serta mempermainkan harga saham. Ayahnya merasa pihak yang berwenang lambat laun akan menyelidiki hal ini. Dia memerintahkan anaknya untuk segera ke luar negeri, sebelum dia kena getahnya. Tae Gyon protes dan ingin menyelesaikan hal ini. Tapi Tn. Hong bersikeras bahwa penyelidikan tidak bisa dianggap remeh.
Tae Gyon uring-uringan dia berusaha menghubungi mitranya Kang Yung Chul tapi sulit. Dia memerintahkan anak buahnya mencari Kang Yung Chul karena dia tampaknya menghilang.

Gun Wook berpapasan dengan Tae Gyon yang tampak sedang dipusingkan kasus permainan saham itu. Dia menatap Tae Gyon dengan puas. Gun Wook lalu menelepon kakak Jang. Dia meminta bantuan Kakak Jang unuk membantunya jika ada detektif yang bertanya-tanya tentang dia. Kakak Jang yang bersahabat baik dengan GUn Wook percaya pada Gun Wook dan berjanji akan membantunya.

Ternyata benar detektif Kwak dan Lee mendatangi klub aksi/stuntman itu. Detektif menanyakan tentang keberadaan Gun Wook tanggal 7 maret. Kakak Jang berkata bahwa mereka bersama-sama tengah syuting. Detektif Kwak menanyakan soal bekas luka di tubuh Gun Wook. Kakak Jang berkata Gun Wook bersih dari segala luka semacam itu.
Namun salah seorang stuntman yang tahu benar bekas luka Gun Wook hampir terpancing berbicara, dan detektif melihat hal itu dan curiga.

Hong Tae Sung pergi ke gallery mencari Jae In. Di gallery dia tidak sengaja mendengar mantan pacar Jae In sedang bicara dengan teman kantor Jae In. Teman Jae In memanasi-manasi mantan pacar Jae In bahwa Jae In sekarang tampak hebat karena berkencan dengan anak ke 2 grup haeshin.
"Tahukah kamu bagaimana usaha keras Jae In untuk mendapatkan putra Haeshin grup itu?!"
Tae Sung syok mendengarnya, dia teringat kenangan-kenangan manisnya bersama Jae In, dia tidak bisa percaya jika perhatian Jae In selama ini tidak tulus.

Detektif Lee diam-diam menemui salah satu stuntman untuk memancing informasi tentang Gun Wook. Dia membicarakan tentang Gun Wook.
"Eh bekas luka Gun Wook diagonal ya", pancingnya
"Bukan bekas lukanya lurus di sebelah sini", kata stuntman sambil menggambarkan letak bekas luka Gun Wook.

Hong Tae Sung tetap menempati janjinya untuk bertemu Jae In. Bagaimanapun dia sudah antipati terhadap Jae In, Tae Sung sakit hati dan rasanya ingin membalas Jae In. Tae Sung langsung mengajak Jae In ke butik mahal. Dia memilihkan tas yang mahal dan menyinggung pertemuan waktu di Jepang. Tae Sung berkata bahwa kali ini tali tasnya tidak akan putus lagi.
Jae In dengan jaim berkata bahwa bagi dia uang bukanlah segalanya. Tapi Tae SUng rasanya sudah tak percaya. Dia minta tas itu dibungkus. Jae In tersenyum senang, Tae sung memperhatikan Jae In tersenyum. dia jadi muak melihat Jae In.

Hong Tae Ra melihat Gun Wook dan memanggilnya. Di depan orang-orang dia menanyakan Direktur Hong. Taera lalu menyuruh anak buahnya pergi. Stelah anak buahnya pergi Taera bicara dengan Gun Wook
"Apa aku bisa bicara dengamu di tempat yang sepi?"

Gun Wook lalu mengajak Taera memasuki aula/theater.
"Bukannya biasanya ruang ini terkunci?"
"Saya bisa membuka ruangan yang terkunci", kata gun Wook tersenyum. "Di sini tidak ada orang dan tidak ada yang bisa mendengar. Sekarang katakanlah apa yang ingin kau bicarakan", kata Gun Wook meyakinkan Taera.
Taera akhirnya bicara
"Mone sepertinya mendengarkan pembicaraan kita di ruangan Tae Sung waktu itu. Aku tidak tahu harus bagaimana?" kata taera bingung
"Biar kau yang bicara pada Mone. Urusan ini biar aku yang tangani", kata Gun Wook menenangkan Taera. .
Tiba-tiba ada sekuriti yang memeriksa ruangan. Taera dan Gun Wook bersembunyi. Gun Wook berdiri di belakang Taera dan mendorongnya ke balik tiang (gun Wook ini selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan, senengnya mepet2 Taera terus ya Allah geleng2 nih)

Sekuriti itu heran karena ruangan itu terbuka, dia lalu mematikan lampu dan menutup pintu.
Gun Wook lalu keluar dari tempat persembunyian. Dan menyalakan lampu kembali.
"Keluarlah , sudah aman", kata GuUn Wook
Gun Woo dan Taera lalu bermaksud keluar. Gun Wook mendorong pintu, namun dia kaget karena pintu itu dikunci dari luar.
"Katanya kamu bisa membuka pintu yang terkunci?", tanya Taera protes.
"Aku baru bisa membuka dari luar. Sepertinya aku harus belajar lagi bagaimana membuka pintu dari dalam nanti", kata gun Wook menyeringai
Taera tersenyum mendengar candaan Gun Wook
"Kamu akhirnya tersenyum", puji Gun Wook yang jarang melihat Taera tersenyum.
Gun Wook pun lalu menghampiri Taera dan memeluknya.


Mereka lalu duduk berdua duduk di berdampingan di kursi teater. Taera lalu menceritakan kisahnya saat remaja. Dia setiap hari selalu diantar jemput pergi dan pulang sekolah lalu dilanjut ke berbagai kursus/les. Namun suatu hari dia berhasil keluar bersama teman-temannya. Dia menikmati pengalaman pertamanya makan bersama teman-teman di luar. Setelah itu mereka pergi dan nonton film di bioskop. Mereka menonton film dirty dancing. Taera begitu terkesan film tersebut dan ingin suatu saat dia bisa merasakan cinta seperti itu yang dirasakan tokoh wanita terhadap pelatihnya. Taera tak sadar mengeluarkan air matanya menangisi hidupnya yang hampa. Melihat Taera menangis, Gun Wook begitu trenyuh. Dia memegang dagu Taera, lalu menciumnya (Duh Oppa nih tukang nyosor deh..juga care banget ma Taera, buat adek2 jgn sirik ya hehe padahal aku sendiri sirik hehe).

Tak lama kemudian ada suara orang yang datang. Supir Kang, supir pribadi Taera datang. Taera yang sedang bersandar di bahu GUn Wook buru-buru duduk tegak. Supir Kang melihat Gun Wook dan Taera duduk bersebelahan, dan sempat curiga. Di luar Taera mencoba meluruskan
"Hyun Soo, tidak ada apa-apa antara Sim Gun Wook dan aku"
(berarti supir itu namanya Kang Hyun Soo ya?? kasian JUng In ya klo HS cuma jadi supir wkwkwk)
Gun Wook memandang Taera yang berjalan pulang masuk ke dalam mobilnya dari kejauhan. Taera juga tidak melepaskan pandangannya dan seperti tak mau berpisah dengan Gun Wook (wah mereka kayak pasangan lagi kasmaran aja ya).

Setelah Taera pergi, Gun Wook pun pergi. Di belakangnya tampak detektil senior Kwak ingin menyusul Gun Wook. Dia memanggil Gun Wook dengan sebutan yang mengejutkan
"Hong Tae Sung!"
Gun Wook kaget tapi dia terus berjalan tak mau terpancing
"Hong Tae Sung!", panggil detektif Kwak
Gun Wook terus berjalan
"Tae Sung-a!", detektif memanggil nama kecil Gun Wook.
GUn Wook mulai terpengaruh dan berhenti. Dia benar-benar kesal.
"Direktur Hong Tae Sung sudah pulang", kata Gun Wook mencoba tenang dan pura-pura tersenyum.
"Aku tahu"
"Tn. Shim Gun Wook, Anda sepertinya punya banyak nama ya. Nama kecil Tae Sung, Hong Tae Sung, Chae Tae Sung?"
Detektif lalu meminta Gun Wook membicarakan hal ini di kantor polisi (kasian Oppa dibawa ke kantor polisi hiks)

Setelah makan malam, Tae Sung ternyata membawa Jae In ke hotel. Jae In heran.
"Aku telah memesan suite room untuk kita. bukankah hal ini yang kau inginkan pada akhirnya?! Bukankah kau ingin menjadi menantu grup haeshin?!", serang Tae Sung
Jae In tersinggung. Walau dia memimpikan hal itu, tapi Tae Sung terlalu menganggap dirinya murahan. Dia menampar tae sung.
"Setelah ini kau akan menjadi menantu grup Haeshin", tantang Tae Sung.
"Apa benar setelah ini aku bisa jadi menantu grup Hae shin?!". Jae In yang sudah terlanjur tersinggung balik menantang.
Mereka berdua sama-sama geram tapi mereka tetap pergi ke kamar hotel.Sampai di depan kamar Jae In mulai ragu.
"Ayo! tinggal selangkah lagi kau akan jadi menantu grup haeshin", ledek Tae Sung.

Mereka lalu masuk kamar. Tae Sung menyiapkan 2 gelas wine.
"Tidak perlu, kita selesaikan saja dengan cepat", kata Jae In sebal.
Tae Sung tidak takut, dia membuka kancing jasnya. Saat Jae In akan membuka kancing bajunya tiba-tiba HPnya berbunyi.
"Ayo angkat saja teleponnya!", sindir Tae Sung
Adik Jae In, Won In menelepon.
"Kakak ..kapan pulang? kakak tidak akan memasakkan makan malam?", tanya Won In (adik menyelamatkan kakak nih hehe)
Jae In merasa tidak enak dia lalu berkata dia masih ada pekerjaan.

Tae Sung menyindir sinis mendengar bahwa urusan mendapatkan anak grup haeshin adalah pekerjaan. Tae Sung tiba-tiba berkata bahwa dia jadi tidak berselera dan menganggap hal ini tidak jadi menyenangkan lagi baginya.
"Kalau memang ini akan disudahi, aku yang akan menyudahinya!", kata Jae In. Jae In lalu menyindir bahwa dia kasian pada Tae Sung. Selain sebagai anak haram, jika tanpa uang tidak ada yang bisa dibanggakan dari Hong Tae Sung. Jae In lalu keluar kamar dan pergi dari sana. Tae Sung terduduk di lantai dekat pintu dengan sakit di hatinya.

Saat berjalan pulang, Jae In lalu mendapat telepon dari detektif Kwak. Dia diminta datang ke kantor polisi untuk mengidentifikasi seseorang. Polisi ingin mencocokkan bekas luka seseorang apa sama dengan orang yang Jae In lihat di dekat TKP malam itu.

Jae In tersinggung dia meninggalkan kamar mewah hotel itu. Dia menuju lift akan turun ke lantai dasar. Namun lift ke bawah telah dimatikan. Dia terpaksa berjalan turun lewat tangga dari lantai 26. Saat itu HPnya berdering, detektif Lee meneleponnya. Jae In diminta datang ke kantor polisi untuk mengindentifikasi seseorang yang punya bekas luka.

Gun Wook telah tiba di kantor polisi. Dia dibawa ke dalam ruang interogasi. Seperti umumnya ruangan interogasi yang terdiri dari satu pintu dan satu jendela/cermin satu arah (dari dalam tidak bisa melihat ke luar). Di dalam ruangan itu hanya ada kursi, meja dan kamera perekam. Gun Wook berjalan melihat-lihat ruangan, lalu membuka jasnya dan duduk menunggu dengan bosan.

Jae In tiba di kantor polisi dan bertemu dengan detektik Kwak, dia tampak tegang.
"Orang yang aku identifikasi hari ini kemungkinan tersangka pembunuh dalam kasus ini?",tanya Jae In tegang
"kita masih akan menyelidikinya, kemungkinan ke sana ada. Anda ada di daerah TKP malam itu, pria yang tertabrak mungkin saja terlibat pembunuhan itu"
"Jadi jika aku mengenali orang itu dia dinyatakan sebagai tersangka?"
"Tenanglah kita akan menyelidikinya dan tak akan menuduh sembarangan. Jika Anda melihat bekas lukanya, ada bisa mengenalinya?"
"Kurasa bisa", jawab Jae In mantap

Detektif Kwak memberi intruksi pada Detektif Lee agar Gun Wook membelakangi jendela dan mau membuka bagian belakang kemejanya.
Detektif Kwak lalu memberi tahu Jae In bahwa Jae In akan diminta melihat bagian punggung bawahnya saja untuk menjaga privasi pria itu.
"Tidak apa-apa aku juga tidak mau melihatnya. lagi pula bagian lukanya di bakian bawah", kata Jae In setuju
Detektif kwak mengangkat tirai ke atas separuhnya.
Gun Wook menarik kemeja belakangnya, terlihatlah bekas lukanya.
Detektif Kwak juga sadar bahwa Gun Wook memang punya bekas luka.
"Bekas lukanya panjang, apa terlihat seperti itu?", tanya detektif
Jae In mengingat ngingat kejadian malam itu, bagian yang terlihat dari baju yang robek waktu itu, walau terlihat lebih pendek tetapi sama bentuknya dengan bekas luka pria di dalam ruangan itu.

"sepertinya sama, bekas lukanya di sebelah kanan", kata Jae In
Namun melihat luka memanjang itu tiba-riba dia teringat Gun Wook. Jae In sadar garis luka memanjang itu mirip luka Gun Wook yang tak sengaja dia lihat. Jae In terkejut



Dia langsung menarik seluruh tirai ke atas. Pada saat yang sama Gun Wook pun menoleh ke belakang.
Jae In terkejut. Dan mundur ke belakang lalu terdiam tegang.
"Nona Jae In, Anda mengenalnya?"
"Tidak", sangkal Jae In "Bukan dia!", bela Jae In
"Tapi katamu bekas lukanya sama?", tanya detektif
"Kurasa Bukan dia. AKu hanya melihat lukanya melalui robekan kecil di bajunya", kilah Jae In

Jae In masih terlihat tegang, dia menyendiri di koridor kantor polisi. Detektf Lee menghampirinya dan memberinya sekaleng kopi agar lebih relaks.
"Ini pasti pengalaman pertama bagimu", komentar detektif Lee yang sepertinya tidak menyangka Jae In berbohong (ini detektif blom pengalaman hehe)
"Pria itu kapan dibebaskan? Bukankah aku mengatakan bukan dia orangnya", tanya Jae In cemas
"Iya nanti. Di dunia ini bukannya banyak pria baik mengapa kamu dekat dengan Tae Sung ?(termasuk detektif itu keren juga Jae In hehe). Apa kamu tidak bisa melihat yang terjadi dengan mendiang Choi Sun Yung?"
Jae In selama ini tidak menyadari bahwa wanita yang meninggal itu adalah mantan pacar Tae Sung.
"Jadi wanita itu mantan pacar Tae Sung? Lalu pria itu membunuh mantan pacarnya?!", Jae In kaget dan hampir keceplosan.
"Bukankah kau bilang bekas lukanya berbeda? Berarti bukan dia"
"Iya , bukan dia". kata Jae In tegang

Detektif Kwak menginterogasi Gun Wook di dalam ruangan. Di meja tergeletak berkas-berkas, skesta Tae Sung kecil yang tertukar (aka GUn Wook kecil) juga foto Sn Young. Dia sepertinya kesal karena Gun Wook tak mau bekerja sama.
"Tn. Shim Gun Wook!"
"Nah itu benar namaku, bukan Hong Tae Sung", kata Gun Wook berusaha membuat jengkel.
"Jadi tanggal 7 kamu di lokasi syuting dan juga tidak nonton bola?!" desak detektif
Gun Wook menyindir detektif gila kerja karena terus menanyai hal yang sudah diketahui.
"Aku juga tak tahu anak ini siapa", kata Gun Wook menunjuk sketsa wajahnya saat kecil.
"Kamu juga tak tahu wanita ini?", detektif menunjuk foto Sun Yong
" dia cantik. Apa ini wanita yang dibuang Tae Sung?", komentar Gun Wook melihat fotonya
"Ada saksi yang melihatmu bersama wanita ini"
"Apa itu penting? Anda membuat aku sekan-akan bersalah", bela Gun Wook
"Kalian bertengkar dan setelah itu dia meninggal!"
"Jadi kamu pikir Hong Tae Sung yang tertukar itu yang membunuhnya?" tanya Gun Wook

Detektif tetap memanggil Gun Wook ,Hong Tae Sung.
"Kamu dibuang grup haeshin, dan Tae Sung yang menggantimu mengencani kakakmu, kamu tak mungkin tinggal diam khan? Karena dia menghalangimu membalas dendam, jadi kamu membunuhnya!" desak detektif.
Gun Wook mencoba tidak terpancing.
"AKu dengar bocah itu dan sun young dekat. Aku pergi ke desa Mirang, orang tua anak itu sudah meninggal, dan orang tua angkatnya membuangnya seperti anjing. Tinggal dia satu-satunya keluarganya. Apa dia akan mungkin akan membunuhnya?", kata Gun Wook.
Detektif merasa itu mungkin saja, karena banyak kasus di kepolisian orang yang saling cinta bisa tiba-tiba membunuh hanya karena salah paham. GUn Wook juga berkata mungkin saja karena di dunia ini pun ada orang yang tega merebut anak orang lain lalu setelah itu anak itu dibuang begitu saja.

"Lalu bagimana kamu menjelaskan bekas lukamu?! Kamu berbohong kamu ternyata punya bekas luka", desak detektif
"Ada hal-hal yang tidak mau dibicarakan oleh seseorang. Karena merasa sakit jika harus mengingat hal itu lagi. Anda juga mungkin punya pengalaman seperti itu", kilah Gun Wook
"Katakan sejujurnya dimana kamu tanggal 7 Maret!"seru detektif
"Anda tidak akan berhenti khan sebelum Anda mendapat jawaban sesuai keinginan Anda!", Gun Wook mendesak balik
"Hong Tae Sung!", seru detektif Kwak
"Shim Gun Wook! Jangan membuat bingung namaku.", kata Gun Wook berani
Gun Wook merasa detektif tak punya cukup bukti untuk menahannya lebih lama lagi, dia minta keluar. Detektif tak bisa mencegahnya.
Sebelum keluar Gun Wook berkata
"Detektif, Apa Anda punya orangg yang ingin Anda lindungi? keluarga. Jika aku adalah laki-laki itu, aku tentu berusaha melindungi wanita itu dengan segala upaya. Karena dia adalah keluarganya. "
Mata Gun Wook berkaca-kaca membicarakan hal itu.

GUn Wook pulang ke rmahnya dengan gontai. Jae In ternyata menunggu GUn Wook di depan pintu rumahnya. Gun Wook hanya melirik Jae In. Dia masuk tanpa sanggup berkata apa-apa. Jae In mengikutinya masuk. Gun Wook langsung duduk lemas di kursinya.

"Gun Wook aku percaya padamu, jadi kau bisa cerita padaku. Wanita yang pernah dicintai Tae Sung, kamu tidak berbuat apa-apa padanya khan?!"
Jae In menghampiri Gun Wook, memegang tangannya dan mengulang pertanyaannya.
Gun Wook hanya diam dengan pandangan kosong.
"aku tadi ke kantor polisi, akulah orang yang dibalik kaca. Aku berkata itu bukan kamu, tapi aku tahu itu kamu. Kamu ingat pernah tertabrak malam itu khan, aku lah yang menabrakmu", Jae In menangis
Gun Wook melirik kaget
"Kamu melihatku?"
"Katakan kamu di sana cuma kebetulan saja, kamu tidak berbuat apa-apa pada mantan pacar Tae Sung", kata Jae In frustasi
Gun Wook sudah terlalu lelah karena terus didesak sedari tadi
"Aku membunuhnya. Jadi pergilah, tak usah ada di dekatku!"
Jae In pun pergi.

Gun Wook sendirian sedih mengingat kejadian malam itu. Dia menyusul kakaknya ke atap gedung, berusaha mencegahnya dengan sedih. Tapi kakaknya terus nekad ke pinggir gedung, dan melarang Gun Wook mendekatinya.
Sun Yong terpeleset jatuh, Gun Wook sempat menangkap tangannya. Tapi badan SUn Yung sudah tergantung tak ada apa-apa yang menahannya. Gun Wook memegang tangannya dengan tegang.
"Gun Wook terimakasih", kata kakaknya. "Lepaskanlah aku"
Gun Wook menggeleng sambil menangis. Tangan Gun Wook tak sanggup lagi menahan beban, pegangannya terlepas.

Jae In ternyata kembali masuk, dan menghampiri Gun Wook. Dia ingin percaya Gun Wook dan tahu GUn Wook pasti berart menahan semua bebannya. Dia ingin memandang Gun Wook, tapi Gun Wook berusaha menghindar. Jae In memegang wajah Gun Wook, lalu memeluknya.
Gun Wook pun menangis sejadi-jadinya dan memeluk erat Jae In.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gw harap komentar nya yang baik2 yaaak ?
makasih ,lohhh :)

Laman