Sinopsis Bad Guy Episode 12 part 1
Jae In duduk di kursi memperhatikan Gun Wook yang sedang tidur.
Jae In lalu melihat foto mereka berdua yang terpasang di meja.
Dia teringat peristiwa waktu itu di taman, saat tukang foto menawari mereka berfoto. Gun Wook waktu itu senang saja saat tukang foto menganggap mereka sedang berpacaran. Gun Wook langsung minta di foto dan merangkulnya yang masih tampak bingung.
Dia kembali memandangi Gun Wook yang sedang tidur. Dia sadar kejadian di kantor polisi tadi tentu beban berat bagi Gun Wook. Dia lalu menghampiri Gun Wook, lalu membukakan sepatunya yang tampaknya belum sempat dia lepas dari tadi (aneh juga nih). Jae In berkata dalam hati
"Gun Wook-a, aku tahu kamu akan menceritakan hal ini padaku suatu hari nanti. Dan apapun yang kau katakan, tak menjadi soal bagiku. Karena aku percaya padamu"
Jae In lalu ikut berbaring di tempat tidur, tepat di depan punggung Gun Wook, lalu membelai punggung Gun Wook dengan lembut (tidurlah tidur Oppa kesayanganku)
Suatu pagi (atau keesokan paginya) Gun Wook tengah bersiap-siap pergi. Dia mengambil box yang dulu pernah dia bawa dari apartemen lama Tae Sung, isinya baju dan barang pribadi milik kakaknya, Sun Young. Dia juga membuka lemari besinya, di sana dia juga ternyata menyimpan HP kakaknya dan surat-surat yang pernah dikirim kakaknya kepadanya (banyak juga, selama Gun Wook di amrik mereka pasti sering surat-suratan).
GUn Wook lalu pergi ke tempat pembuangan sampah, kali ini dia terpaksa membakar semuanya barang-barang peninggalan kakaknya (dulu yg dr rmah tae sung padahal dia ga tega buang, sekarang terpaksa dia musnahkan dengan sedih).
Gun Wook teringat pertemuan pertama dengan SUn Young. Saat kecil setelah terlantar dari rumah keluarga Grup Haeshin, dia mengemis dan kelaparan. Tae Sung kecil aka Gun Wook lalu dihajar anak-anak berandalan. Sun Yung yang saat itu ada di toko roti, membelanya. Tak lama kemudia ibu pantinya datang dan memisahkan anak-anak yang bertengkar. Mereka kaget melihat punggung Gun WOok yang mengeluarkan darah.
"Bu, ayo kita bawa ke angels center (sepertinya rumah yaim piatu)", kata Sun Young kecil.
Gun Wook juga teringat bebrapa surat yang dikirim kakaknya. Kakaknya pernah bercerita bahwa dia tidak betah di keluarga angkatnya dan bertahan hanya 1 tahun, dan kembali ke panti.
"Kalau tahu begini aku tidak akan membiarkanmu pergi ke amerika", tulis kakaknya. (padahal kt ibu panti gun wook sedih banget waktu kakaknya pergi krn diadopsi)
Terakhir kakaknya menyurati saat senang waktu tahu Gun Wook akan kembali dari amerika.
Gun Wook lalu menengok altar Kak Sun Young, dia membawa bunga lili favorit Sun Young. Saat akan pergi dari sana, Gun Wook merasa berat. Gun Wook kembali menengok ke belakang dan berusaha menahan agara tangisnya tidak tumpah.
Dia ingat kenangan masa kecilnya bersama Kak Sun Young. Saat itu bahkan Sun Young mencucikan tangannya dan wajahnya yang kotor terkena pasir.Dalam hati Gun Wook meminta maaf pada kakaknya.
"Kak, maafkan aku. Aku belum akan berhenti (membalas dendam). Namun setelah semuanya usai aku akan menerima hukumanku"
Detektif Kwak masih mencurigai Gun Wook, dia mencoba mendatangi altar mendiang Sun young lagi. Benarlah dugaannya ada jejak seeorang tadi baru saja menengoknya. Detektif buru-buru lari keluar. Di gedung sebelah, dia melihat asap mengepul. Dia lari ke sana, tempat Gun Wook membakar barang-barang peninggalan kakaknya.
Detekif di kantor polisi memegang sobekan kertas yang berhasil dia temukan sambil berpikir.
Isi sebekan itu tulisan Sun Young
"Gun Wook, maafkan aku ya, aku tidak bisa lagi bertahan karena Tae Sung"
Detektif kwak lalu memutar ulang rekaman suara interogasi Gun Wook
"Waktu aku ke desa Mirang, orang tua bocah itu sudah meninggal. Dan orang tua angkatnya membuangnya. Wanita itu adalah satu-satunya keluarga yang dia miliki, apa dia tega membunuhnya?!"
Gun Wook juga pernah berkata
"Jika aku, aku akan melindunginya sekuat dayaku, karena dia adalah keluarga"
Di kantor Grup Haeshin, Gun Wook melihat Taera lewat, dia memanggilnya
"Direktur Hong!"
Taera menoleh, mereka lalu berjalan saling menghampiri. Chemistry mereka berdua terlihat jelas, mereka pun tanpa sadar bicara dengan jarak yang cukup dekat.
Pada saat yang sama Monet muncul. Mone langsung menyindir kedekatan mereka. Tujuan Mone datang ke kantor untuk menanyakan hal yang membuatnya gusar pada Gun Wook karena waku itu jawaban Taera tidak memuaskannya.
"Ada apa kau ke sini?", tanya Taera
*Oppa aku meneleponmu tidak ada balasan jadi aku langsung kemari", jawab Mone "Oppa, apa maksud kata kakakku "kesalahan" dan "tergoda". Apa ada sesuatu yang terjadi antara Anda berdua?!"
Gun Wook mengajak Mone bicara "Aku hanya sedikit mengkritik tentang kakakmu. Dia orangnya rentan dan selalu memnyembunyikan apa yang dia rasakan. Aku menyarankannya untuk lebih terbuka mengungkapkan perasaannya", kata Gun Wook pura-pura tak terjadi apa-apa sambil melirik Taera.
"Lalu apa maksudnya tergoda?!"
Taera ingin menghentikan Mone. Gun Wook pura-pura kesal ditanya seperti itu
"Jika kamu tidak mempercayaiku buat kamu datang bertanya ke sini?", kata GUn Wook lalu pergi meninggalkan Mone. (Mone padahal semuanya sudah jelas loh, Mone berharap mereka tidak terjadi apa-apa, jadi cinta itu buta)
Gun Wook dan orangnya sedang mengamati rekan keuangan Hong Tae Gyon, Kang Yun Chul.
Kang Yun Chul berusaha menghilang dr Tae Gyon dan membawa keluarganya kabur ke luar negeri. Tae Gyon menyambangi kanornya yang lain. Dan kantor itu pun kosong. Dokumen berserakan tak sempat dibereskan. Di atas meja Tae Gyon menemukan kartu nama Shim Gun Wook .
Tae Gyon akan menemui ayahnya, Tn. HOng. Di luar dia menitipkan kartu nama pada asisten ayahnya untuk di selidiki.
Asisten itu kaget melihat membaca Shim Gun Wook, namun di situ tertera dia direktur perusahaan konsultan arsitek. Dia mencoba menelepon nomor yang tertera di kartu nama itu, tapi hanya terdengan suara mesin penjawab.
Tae Gyon, kembali dimarahi ayahnya karena dia menolak pergi ke US. Ayahnya malu mempunyai pewaris yang terlibat pencucian uang. Kasus ini terlanjur tersebar di media , suami Taera rasanya akan sulit melindungi Tae Gyon.
Tae Gyon menemui ibunya, Ny. SHim. Ny. Shim tidak mau menyalahkan anak kesayangannya itu. Dia merasa suaminya yang terlalu keras. Ny. Shim berkata bahwa sebenernya haeshin itu diwariskan dari buyut mereka (mungkin dr keluarga Ny. SHim)
"Pemilik Grup Haeshin sebenarnya adalah Kau, Taera dan Mone*
Ny. Shim tiba-tiba mencurigai Hong Tae Sung yang ingin merebut Haeshin sehingga menyebarkan beria buruk ke media tentang kakak tirinya.
*Aku sebenarnya curiga apa moif dia kembali dari Jepang. Dan juga orangnya yang selalu ada di dekat Mone itu (Gun Wook red)".
Tae Gyon termakan kata-kata ibunya, dia menghampiri Tae Sung di kantornya. Tae Sung sedang membahas tentang proheknya dengan Gun Wook di ruangannya. Tiba-tiba datang Tae Gyun melabrak adik tirinya itu.
"Apa kamu yang menyebarkan isu ini!", seru tae Gyon sambil membanting koran itu di hadapan Tae Sung.
Tae Sung yang tak tahu menahu berita gossip itu agak heran. "Jadi yang dimaksud generasi ke dua grup H, itu kamu Hyung?"
Kakaknya yang merasa Tae SUng yang menjebaknya langsung emosi. Dan langsung mengangkat tangannya akan memukul adik tirinya itu. Namun Gun Wook reflek menahan tangan tae Gyon untuk melindungi bossnya. Gun Wook menahan tangan Tae Gyon dengan kuat (so sexy...Oppa luv u phul dah)
"Ini di kantor dan ini masih jam kerja!"
Tae Gyon tak menyangka asisten tae sung itu berani padanya. Tae Sung juga tak menyangka Gun Wook reflek menolongnya.
"Biarkan, lepaskan saja", pinta Tae Sung
"Kau ini menusukku dari belakang. Jangan pernah lagi kau memanggilku Kakak!", seru Tae Gyun lalu pergi dengan kesal. Tapi Tae SUng malah sengaja memanggilnya "Hyung!"
Tae Gyun berbalik dan mencengkram baju Tae Sung
"Sebenarnya aku kalau bisa ingin sekali menusukmu dari belakang!", balas Tae Sung
"Sebenarnya kau tahu diri dan tahu dan ingat garis keturunanmu!"
Kakaknya pergi, Tae Sung terduduk di lantai lemas. Gun Wook merasa ejekan Tae Gyon juga ditujukan padanya (dulu dia jg Tae Sung). Dia lalu menghampiri Tae Sung dan mengulurkan tangannya , mengajak Tae Sung berdiri.
"Kau tak apa-apa?"
"Kau tak perlu terus menjagaku", kata Tae Sung. Tae Sung lalu pergi. Sebelum keluar dia berhenti dan bicara lagi pada Gun Wook "Terimakasih"
Tae Sung keluar ruangannya dengan gontai, dia termenung dengan pandangan kosong (kasian ya udah jd anak haram difitnah lagi). Gun Wook di ruangan Tae Sung juga termenung.
"Jika Aku menjadi dia dan dia menjadi aku apa yang terjadi ya. Tapi di dunia nyata ini tidak ada kata 'jika'. Yang ada hanya nasib baik dan nasib buruk".
Gun Wook lalu duduk di kursi Tae Sung dan memainkan robot Tae Sung yang dulu pernah jadi miliknya.
Mone kembali ke kantor mencari Gun Wook (Mone memang tak pernah menyerah hehe). Gun Wook lalu bicara sambil mengantar Mone ke luar. Mone mengajak makan tapi Gun Wook beralasan sibuk.
"Kamu bukannya akan pergi sekolah ke US?", tanya Gun Wook
"Apa Oppa tahu dari Kak Tera? Apa kau memang ingin aku pergi?", Mone mulai curiga lagi
"Sekolahlah di universitas almamaterku. Itu sekolah yang bagus buatmu"
Mone kembali tersenyum. Sebelum pergi dia mengambil kantung dari mobilnya. Dia mengeluarkan sesuatu untuk Gun Wook, sebuah boneka mirip Gun Wook (lucu berponi dan pake stelan jas item item hehe).
"Aku akan cemburu kalau Oppa curhat pada orang lain. Jika kau ingin teman bicara kau bisa bicara pada dirimu sendiri (boneka)."
"Sepertinya jika kau pergi aku akan memerlukan boneka ini", kata Gun Wook sambil mengantar MOne masuk mobilnya.
Di luar Gun Wook berpapasan dengan Hong Tae Sung. Dan saling menyapa sekedarnya. Lalu datang Detektif Kwak yang ingin menemui Tae Sung.
"Aku ingin mengkonfirmasi padamu apa betul ini tulisan mendiang Choi Sung Young?", tanya detektif sambil memberikan secarik sobekan kertas yang tidak sempat terbakar.
Gun Wook memperhatikannya dengan waspada.
"Iya ini tulisannya"
Tae Sung lemas membaca tulisan itu
"Maafkan aku. Aku tidak tahan lagi tanpa Hong Tae Sung"
Detektif rupanya merobek kata 'Gun Wook 'di baris pertama (aslinya Gun Wook, maafkan aku)
"Kami menemukan kertas ini di tempat kami membakar barang-barang peninggalan Sun Yong, tak sengaja kami menemukannya", kata detektif sambil melirik ke arah Gun Wook. "Jadi Kami telah menyimpulkan bahwa kasus ini adalah bunuh diri"
Tae Sung lalu bertanya bagaimana dengan hubungan kasus ini dengan Tae Sung yang tertukar itu. Gun Wook langsung waspada memandang tajam detekif Kwak.
"Dia tak ada hubungannya dengan kasus ini", jawab detektif Kwak.
Tae Sung pergi dan berjalan lemas mengetahui bahwa Sun Young bunuh diri karenanya. Detektif Kwak lalu bicara pada Gun Wook.
"Tn. Shim Gun Wook, Apa Anda punya waktu untuk makan siang dan bicara denganku?"
Detektif Kwak menyampaikan kesimpulannya bahwa kasus kematian Choi Sun Young akepada Tae Sung. Dan bahwa Tae Sung yang tertukar (aka Gun Wook) tidak terlibat kematian Sun Young. Setelah Hong Tae Sung pergi, detektif kwak lalu bicara pada Gun Wook
"Tn. Shim Gun Wook, Ada yang ingin kubicarakan denganmu bisakah kita bicara sambil makan siang?" (Detektif masih menyembunyikan identitas Gun Wook nih dr Tae Sung)
Shim Gun Wook mengajak Detektif kwak ke suatu restoran. Kelas Action milik Kakak Jang sekarang sudah tutup, Kakak Jang dan teman-temannya sekarang bekerja di restoran itu.Kakak Jang yang sekarang menjadi manager hotel meminta Detektif untuk jangan menyusahkan Gun Wook lagi. Detektif membuka pembicaraan sambil makan siang. Dia berkata bahwa dia punya anak yang usianya hampir sama dengan Sun Young, sehingga dia banyak membayangkan kejadian itu. Detekif pun tak segan memanggil Gun Wook dengan sebutan Chae Tae Sung ,nama asli nya ketika kecil. Gun Wook sekarang pasrah saja dipanggil demikian (klo dipangil hong tae sung takut marah lagi hehe).
Detektif berkata bahwa hal yang dia sesali selama menjadi detektif bahwa dia banyak menyaksikan kejahatan bahkan kematian, dia menyelidikinya tetapi dia tidak sanggup mencegah kejahatan itu terjadi. Detektif berkata bahwa melihat senyum Sun Young di foto, seakan-akan dia mendengar Sun Young berkata padanya untuk menghentikan GunWook, adik yang berarti baginya. Detektif menasehati Gun Wook untuk melupakan dan memaafkan saja. Gun Wook masih belum terima.
"Sepanjang pengalaman hidup saya sebagai detekif, balas dendam tidak mengakibatkan apa-apa kecuali kejelekannya menimpa diri sendiri. Memang pihak yang bersalah iu rasanya layak kita lempar dengan telur busuk, tapi saat Hujan tiba, bekas kotoran tadipun akan hilang sudah tak berbekas. Dan orang itu pun akan berkata bahwa dia mungkin sedang sial saja"
Hong Tae Sung yang sedang bersedih memutuskan untuk mencari Moon Jae In, dia menunggu Jae In di jalan menuju rumahnya, tempat dia biasa mengedropnya. Tak lama kemudian Jae In mulai terlihat. Jae In dan Won In sedang menjemput ibunya yang baru datang dari desa mengunjungi mereka.
Tae Sung menyapa Jae In. Jae In pura-pura tidak kenal, dia masih marah karena peristiwa hotel waktu itu. Won In mengenali Tae Sung yang ia lihat pernah mengantar kakaknya, dia hran kakaknya tidak mengenalnya. Tae Sung mengajak Jae In dan keluarganya naik ke mobilnya.
"Aku tahu bahwa ternyata rumahmu masih jauh dari sini kok!"
Ibu Jae In yang polos dari desa langsung antusias melihat Jae In berteman dengan orang kaya bermobil mewah. Dia melihat dan mengagumi mobil yang dibawa Tae Sung. Ibunya menilai Tae Sung tulus mengajak mereka ingin mencoba naik mobil bagus. Jae In jadi malu dan salah tingkah.
Tak hanya itu Ibu Jae In seperti hal nya orang desayang ramah dan polos tak segan segan mengajak Tae Sung masuk ke rumah dan menyuruh Tae Sung menunggunya menyiapkan makanan . Jae In berusaha mencegah ibunya tapi ibunya memaksa. Mereka lalu makan bersama dengan hangat di tempat tinggal mungil itu (ko jadi inget adegan meteor garden waktu tau ming se ke rumah sanchai ya..udah lama banget ya dramanya wkwkwk). Jae In malu, Tae Sung hanya tersenyum-senyum senang. Tae Sung mungkin jarang menemukan suasana hangat seperti ini (ibu tirinya jahatnya minta ampun). Ibunya lalu menanyakan mengenai pekerjaan orang tua Tae Sung
"Orang tuaku mengelola Haeshin group", jawab ae Sung jujur.
Ibunya langsung tersedak. Hae shin grup, bukan karyawannya tapi pemiliknya?"
Ibunya jadi mulai gugup dan merasa bersalah tidak menyiapkan lauk pauk yang lebih layak untuk Tae Sung. Dia lalu melayani Tae Sung dan memotong-motong kimchi untuk Tae Sung. Won In cemburu dan kesal karena dia tidak diperhatikan ibunya. Tae Sung llau memberikan potongan kimchinya untuk Won In. Won In tidak cemberut lagi.
Jae In lalu mengantar Tae Sung ke luar. Saat yang sama Gun Wook setelah makan dengan detektif jalan menuju rumah Jae In. Jae In mendapat telepon dari detektif Kwak yang memberitahukan bahwa kasus kematian Sun Young itu telah ditutup dan disimpulkan bunuh diri.
"Lalu bagaimana dengan laki-laki yang tertabrak olehku di sekitar TKP?", tanya Jae In penasaran.
"Dia tidak terlibat"
Jae In lega mengetahui Gun Wook tidak terlibat.
Namun Jae In jadi kasian pada Tae Sung. Dia langsung menghibur Tae Sung agar jangan terlalu bersedih karena kematian Sun Young.
"Dia pasti akan sedih jika tahu Kau juga bersedih", nasehat Jae In.
Tae Sung tidak tahu bahwa ternyata Jae In juga tahu tentang kasus mantan pacarnya itu.
Gun Wook datang dan dari jauh melihat Tae Sung bersama Jae In, dia langsung emosi. Apalagi saat Jae In menghibur Tae Sung.
Gun Wook akan bertengkar dengan Tae Sung, tapi Jae In melerainya dan memarahi Gun Wook. Jae In bahkan sempat membela Tae Sung yang dia tahu memang terluka karena kematian Sun Young.
"Tidak semua luka itu meninggalkan bekas luka yang terlihat!", kata Jae In sambil membawa Tae Sung menjauh dari Jae In. Tae Sung berterimakasih pada Jae In.
Gun Wook merasa sakit melihat Jae In lebih membela Tae Sung.
Dia sangat cemburu daan kesal. Gun Wook berlari sekencang-kencangnya.
Lalu di jembatan dia berteriak kencang meluapkan emosinya.
Suatu malam Ny. Shim diam-diam bertemu asisten suaminya dan meminta dia untuk menyelidiki keberadaan anak yang tertukar itu. Ny. Shim mendengar anak itu belum mati.
"Apa kau melihat sendiri mayat anak itu?"
"Tidak, saya hanya mendengar"
"Jika anak itu masih hidup mungkin dia sekarang ingin membalas dendam", kata Ny. SHim cemas
Malam itu, Saat tidur, Gun Wook mengalami mimpi buruk. Dia tidur dengan gelisah, dan berkeringat.
Dia terlintas memori masa kecilnya ketika seseorang mencekik dia sampai hampir kehabisan nafas di atas tempat tidurnya. Gun Wook lalu terbangun dengan nafas tersengal-sengal, dia langsung mengambil minum dan menenangkan diri (Gun Wook kecil kasian banget)
Hong Tae Gyon telah berkemas dan akan pergi ke amerika. Ibunya, Ny. Shim melepaskan anaknya dengan berat hati. Ibu dan anak berpelukan dengan erat.
Ayahnya, Tn. Hong mengingatkan anaknya untuk menyelesaikan kuliahnya.
Jae In berjalan di koridor kantor dan melewati tempat tempat Gun Wook pernah tertidur di sana. Jae In berhenti sejenak, mengenang saat itu. Dia lalu duduk dan bersandar di tempat yang sama sambil minum jus. Tak lama kemudian Gun Wook lewat melihat Jae In. Dia langsung duduk bersandar pada Jae In, meluruskan kakinya.
Gun Wook lalu mengambil jus dari tangan Jae In dan langsung meminumnya dengan manja. (Gun Wook kalau di depan Jae In manja ya, jadi pengen manjain Oppa hihi)
"Gun Wook-a, aku minta maaf soal kemaren itu ya".
Tapi Gun Wook sedang santai bersama Jae In gitu tentunya tak ingat lagi kekesalannya.
"Jae In-a, apa sebenernya hubungan antara kita ini?", tiba-tiba Gun Wook bertanya.
Jae In bingung. Dia lalu menanyakan bagaimana hubungan Gun Wook dengan Mone.
Gun Wook pun balik menanyakan hubungan Jae In dengan Tae Sung.
Ponsel Gun Wook berdering, Gun Wook harus segera beranjak pergi. Jae In memperhatikan Gun Wook yang berjalan pergi. Jae In bergumam sendiri sambil memandang tubuh belakang Gun Wook.
"Gun Wook, kamu ini benar tingginya, kepalamu sampai terlihat kecil dibanding badanmu.
Bahumu juga terlihat lebar, dan punggungmu terlihat bagus. Gun Wook-a, apa sebenarnya hubungan antara kita ini?"
Gun Wook kembali membahas rencananya terhadap keluarga grup haeshin dengan informannya. Dia juga mencari tahu keberadaan tae gyon di US dan ingin Tae Gyon bisa dibawa ke pengadilan. Gun Wook juga meminta informannya mencari tahu siapa yang merawat makam orang tuanya dan mengunjunginya 1-2 kali dalam setahun. Informan itu juga berkata bahwa setelah Tae Gyon ke US disusul Mone yang akan belajar di luar negeri, otomatis di perusahaan tinggal Taera dan Tae Sung.
Gun Wook sedang berada di ruang rahasianya sambil berpikir dan memandangi papan data, dan rencananya terhadap grup haeshin. Dia mengingat kata informannya bahwa Taera lah yang sekarng lebih berpersan dan mempunya bagian saham terbanyak di grup Haeshin. Gun Wook jadi lebih antusias memandang foto Taera.
Gun Wook mengejutkan Taera di tempat parkir sepulang Taera latihan anggar. Gun Wook ingin memberi kejutan pada Taera.
"Kok kamu tahu aku ada di sini", sahut Taera kaget
"Tidak ada yang tidak aku tahu", kata Gun Wook tersenyum
Gun Wook mengajak Taera makan malam dan memegang tangan Taera. Secara tak diduga di dekat ssitu berhenti sebuah mobil. Gun Wook dan Taera buru-buru melepaskan pegangan tangan mereka. Ternyata suami Taera pun tak biasanya menjemput Taera dan ingin mengajaknya makan. Suami Taera, pengacara Park heran melihat istrinya bersama seorang pria.
|" Oh dia ini kekasihnya Mone", Taera menjelaskan dengan gugup. "Dia ingin membicarakan tentang Mone"
Suami Taera lalu mengajak Gun Wook makan bersama mereka.
"Oh tidak, dia tadi mau segera pergi kok", kata Taera sambil memberi kode pada Gun Wook
Ponsel Taera berdering. Taera mengangkat telepon dan berbicara. Namun tiba-tiba taera syok dan lunglai. Gun Wook spontan memegangi badan Taera agar tidak jatuh.
Suaminya sempat kaget melihat reaksi spontan Gun Wook pada istrinya (kalau cuma mau bales dendam tapi ko spontan dan seperhatian itu ya hehe)
Taera jatuh karena mendengar berita buruk. Kakaknya , Hong Tae Gyun meninggal karena kecelakaan di amerika. Dia kebanyakan minum lalu kencan dengan wanita dan menyetir mobil dalam keadaan mabuk. Grup Haeshin berduka cita. Suasana pilu dan tangisan terdengar mengiris hati saat pemakaman Tae Gyun di tengah hujan lebat. Ny. Shim terlihat sangat terpukul dia menangis histeris.
Gun Wook dan informannya mengamati pemakaman itu. Dia sebenarnya menginginkan Tae Gyun mendapat hukuman setimpal/di penjara. Namun akhirnya takdir yang mengantarkan Tae Gyun pada kematiannya sendiri. Gun Wook berkata
"Dulu saat aku masih kecil, aku sakit hati dan ingin sekali membalas dendam pada mereka, tekadku bagai sebilah golok tajam. Namun kini setelah sakit itu hilang, aku hanya ingin menyaksikan mereka jatuh pada lubang kehancurannya sendiri"
Stelah keluarga Haeshin pulang, Gun Wook mengok makam itu sendirian,
dan menaruh setangkai bunga putih di sana.
Gun Wook di ruang rahasianya membakar semua berkas Tas Gyun, karena sudah tidak dia perlukan lagi. Di kantornya Jae In punya dokumen yang harus diberikan ke keluarga Hong. Dia ingin mengantarkan surat itu sendiri sekalian ingin menghibur Tae Sung.
Suasana duka masih menyelimuti rumah keluarga Hong. Hujan masih membahasi rumah itu dan menambah suasana duka. Tae Gyun telah tiada tapi kenangan manis saat bersama Tae Gyun masih terekam di rumah itu. Tn. Hong ingin bicara pada keluarganya. Namun Ny. Shim masih syok dan Mone menemani ibunya. Tn. Hong berbicara lalu serius dengan Taera dan Tae Sung. Gun Wook sebagai asisten Tae Sung dan Asisten Pribadi Tn. Hong berdiri tak jauh dari sana. Tn. Hong memberi kepercayaan pada Tae Sung untuk mulai mengambil alih tanggung jawab mendiang kakaknya di perusahaan. Ny. Shim yang kebetulan keluar mendengar pembicaraan itu langsung tidak setuju!
"Ibu..", kata Tae Sung menenangkan ibunya.
"Apa ibu!?! Aku ini bukan ibumu!" Ny SHim jadi kalap, dia menganggap Tae SUng punya niat jahat dan mengakibatkan anak sulungnya meninggal. Ny. Shim juga menyalahkan suaminya karena mengirim anaknya ke US
"Jika tidak ke amerika mungkin dia sudah dipenjara", kata Tn. Hong
"Penjara itu 100 kali lebih baik dari pada kematian!!", kata Ny. SHim histeris. Mone membawa ibnya kembali ke kamar. Tn. Hong jadi ikut terbawa emosi dia minta abar siapa yang berusaha menjatuhkan Tae Gyun dan menyebarkan info ke media agar diusut tuntas! Gun Wook hanya mendengarkan pembicaraan itu dengan sinis. TN. Hong terlalu emosi dia hampir jatuh saat berdiri.
Gun Wook sebenarnya ingin menolong.
Tae Sung berbicara dengan Taera di luar. Tae Sung tidak mau lama-lama di rumah itu karena takut kondisi akan semakin memburuk di sana. Tae Sung lalu mengomentari Taera yang tidak pernah terlihat menangis sedih.
|"Aku harus kuat dan tegar untuk orang tua kita dan untuk Haeshin Grup. Jangan sampai karyawan-karyawan menjadi lemah karena melihat kita lemah".
Gun Wook memperhatikan Taera dari jauh. Setelah Taesung pergi. Taera pergi ke gudang menyendiri. Di sana dia ternyata tak kuat lagi untuk menahan semua beban, dia menangis sendirian.
GunWook mengikuti Taera dan masuk ke gudang. Pada saat yang sama Jae In datang ke rumah keluarga Hong, dan menitipkan dokumen pada pengurus rumahtangga. Jae In lalu mencari Tae Sung.
Melihat Gun Wook datang Taera berusaha menghapus air matanya. Gun Wook jongkok di depan Taera dan terus menyuruhnya menangis untuk menyarlurkan rasa sedihnya.
Gun Wook berempati pada kesedihan Taera,Taera berdiri malu dan akan pergi dari sana. Gun Wook mencegahnya,menahan tangannya untuk tetap tinggal.
dia meminta Taera tidak usah malu karena hanya dia yang melihatnya menangis.Taera terharu. Gun Wook merangkulnya sambil mengusap-ngusap kepala Taera
"Tidak apa-apa, tidak apa-apa", Gun Wook menenangkan Taera.
"Gun Wook tetaplah di sisiku ya", pinta Taera yang merasa tenang jika Gun Wook ada untuknya.
"Setelah keluar dari ruangan ini, Kau akan kembali menjadi Taera yang hebat khan?", kata Gun Wook meyakinkan Taera. Dia lalu mencium kening Taera, mencium pipinya dan tergerak untuk berciuman.
Jae In melihat sebuang ruangan/gudang terbuka, dia mengira Tae Sung ada di sana, dia pun iseng melongok ke dalam (Jae In ini suka nyelonong sembarangan). Dia tak percaya akan apa yang dilihatnya. Mone juga sendang mencari Gun Wook, dia mengikuti Jae In. Mone kaget melihat Gun Wook Oppa dan kakaknya Taera berciuman tepat di depan matanya"
"Unnie..." seru Mone lirih
Taera dan Gun Wook terperanjat. Taera langsung berbalik dan malu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
gw harap komentar nya yang baik2 yaaak ?
makasih ,lohhh :)